Kisah Cinta di Ujung Senja
Langit sore berwarna jingga keemasan ketika Angga berdiri di tepi pantai, menatap ombak yang berkejaran menuju bibir pasir. Angin laut membelai wajahnya, membawa serta aroma asin yang khas. Di sampingnya, duduk seorang perempuan dengan rambut panjang yang tergerai lembut tertiup angin. Namanya Laras, perempuan yang telah mengisi hari-hari Angga selama bertahun-tahun.
"Kamu yakin ini yang terbaik?" tanya Laras dengan suara pelan, nyaris tenggelam oleh deburan ombak.
Angga menarik napas panjang. "Aku tidak tahu apa yang terbaik, Laras. Tapi aku tahu bahwa aku mencintaimu."
Laras tersenyum pahit. "Cinta saja kadang tidak cukup, Angga. Kita hidup di dunia yang menuntut lebih dari sekadar perasaan."
Angga memejamkan mata sejenak. Ia paham maksud Laras. Mereka berasal dari dua dunia yang berbeda. Keluarga Laras ingin ia menikah dengan seseorang yang setara dalam status sosial, sedangkan Angga hanyalah seorang pria biasa yang hidup dari bekerja keras. Tak ada gelar mentereng, tak ada warisan besar.
"Aku bersedia berjuang untuk kita, Laras. Aku akan membuktikan bahwa cinta kita pantas diperjuangkan," ujar Angga, suaranya penuh keyakinan.
Laras menatapnya lama, lalu menggeleng pelan. "Aku tahu kamu berjuang, Angga. Tapi aku lelah terus melawan keadaan. Aku lelah harus memilih antara keluargaku dan hatiku."
Angga merasakan dadanya sesak. Senja perlahan berubah menjadi gelap, seperti perasaan yang menguasai hatinya. "Jadi, ini akhir dari kita?"
Laras menggigit bibirnya, menahan air mata yang hampir jatuh. "Aku tidak ingin mengakhiri ini, tapi aku juga tidak bisa terus berharap pada sesuatu yang tak pasti. Aku takut, Angga. Aku takut kita akan saling menyakiti lebih dalam jika terus memaksa."
Angga menggenggam tangan Laras, merasakan kehangatan yang sebentar lagi akan menghilang. "Laras, jika kamu pergi sekarang, aku tidak tahu apakah aku bisa mencintai orang lain seperti aku mencintaimu."
Laras menunduk, air matanya jatuh tanpa bisa ia tahan lagi. "Dan aku akan selalu mencintaimu, Angga. Tapi cinta ini harus berakhir di sini."
Angga menatap mata Laras yang penuh kesedihan. Ia ingin memeluknya, menahannya agar tetap di sisinya, tapi ia juga tahu bahwa ia harus merelakannya. Kadang cinta tidak selalu tentang memiliki, tetapi tentang mengikhlaskan seseorang untuk menemukan kebahagiaan.
Laras perlahan berdiri. "Selamat tinggal, Angga."
Angga hanya bisa menatap punggungnya yang semakin menjauh, meninggalkan jejak di pasir yang perlahan terhapus ombak. Matahari telah tenggelam, dan bersama senja yang pergi, cinta mereka pun berakhir.
Post a Comment for "Kisah Cinta di Ujung Senja"