Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hujan di Bawah Lampu Jalan



Malam itu, hujan turun dengan lembut, membasahi jalanan kota yang lengang. Di bawah sinar lampu jalan yang redup, seorang pria berdiri memandangi rintik-rintik air yang jatuh. Udara dingin menggigit kulitnya, tapi hatinya lebih beku dari apa pun.

Namanya Adrian. Ia menunggu seseorang. Seseorang yang pernah menjadi pusat dunianya, yang kehadirannya selalu membawa kehangatan. Dan malam ini, untuk pertama kalinya dalam dua tahun, mereka akan bertemu lagi.

Suara langkah kaki yang familiar menghentikan lamunannya. Seorang wanita dengan payung transparan berjalan mendekat. Mata mereka bertemu, dan sejenak waktu seakan berhenti.

"Halo, Adrian," sapa wanita itu pelan.

"Halo, Nadira," jawab Adrian, suaranya bergetar sedikit.

Mereka berdiri berhadapan dalam keheningan yang sarat makna. Dulu, mereka pernah berjalan di bawah hujan yang sama, berbagi impian yang sama. Tapi waktu memisahkan mereka, membawa Nadira ke kehidupan baru yang jauh dari Adrian.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Nadira akhirnya.

Adrian tersenyum samar. "Aku baik. Dan kamu?"

Nadira mengangguk. "Aku juga baik. Hidupku berubah banyak sejak terakhir kita bertemu."

Adrian menatapnya dalam-dalam, mencoba menemukan jejak masa lalu di mata wanita itu. "Aku minta maaf, Nadira. Untuk semua yang terjadi dulu. Aku menyesal karena tidak cukup berjuang untuk kita."

Nadira tersenyum lembut, meski ada kepedihan di sana. "Kita sama-sama salah, Adrian. Waktu itu, kita terlalu muda dan keras kepala. Dan mungkin, memang begini akhirnya."

Adrian ingin mengatakan sesuatu, tapi ia tahu, beberapa hal memang tak bisa diubah. Ia menatap Nadira sekali lagi, mengabadikan wajah itu dalam ingatannya.

"Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, meskipun hanya sebentar," ucapnya.

Nadira mengangguk. "Aku juga. Hujan ini... mengingatkanku pada banyak hal."

Mereka tersenyum satu sama lain. Tanpa kata-kata perpisahan yang menyakitkan, tanpa janji yang tak bisa ditepati. Hanya dua hati yang saling memahami, meski tak lagi bisa bersama.

Nadira melangkah pergi, meninggalkan Adrian di bawah lampu jalan. Hujan masih turun, membasahi jejak langkahnya. Dan di sanalah Adrian berdiri, membiarkan kenangan itu menjadi bagian dari dirinya selamanya.

Post a Comment for "Hujan di Bawah Lampu Jalan"