Cinta di Kota Tua
Malam itu, hujan rintik-rintik membasahi jalanan Kota Tua. Lampu-lampu jalan memancarkan cahaya temaram, menciptakan bayangan panjang di antara bangunan bersejarah yang berdiri megah. Di salah satu sudut kota, seorang pria berdiri di bawah payung hitam, menunggu seseorang yang telah lama mengisi pikirannya.
Namanya Arya. Ia kembali ke kota ini setelah lima tahun pergi, meninggalkan banyak kenangan yang tak pernah benar-benar pudar. Dan malam ini, ia berharap bisa bertemu dengan seseorang yang dulu ia tinggalkan dengan sejuta penyesalan.
Dari kejauhan, seorang wanita berjalan perlahan mendekatinya. Matanya penuh tanya, bibirnya sedikit bergetar, seolah enggan percaya pada sosok yang kini berdiri di hadapannya.
"Arya...?"
Arya tersenyum tipis. "Hai, Kirana. Sudah lama, ya."
Kirana berdiri kaku, menatap pria yang dulu pernah menjadi dunianya. "Kenapa kamu kembali?"
Arya menarik napas panjang. "Karena aku masih menyimpan sesuatu yang belum terselesaikan. Aku ingin meminta maaf... dan aku ingin tahu apakah masih ada tempat untukku di hatimu."
Kirana tertawa kecil, tetapi matanya berkaca-kaca. "Kamu pergi tanpa pamit, Arya. Meninggalkan aku dengan pertanyaan yang tak pernah terjawab. Lalu sekarang, kamu kembali dan berharap aku menyambutmu begitu saja?"
Arya menunduk, merasakan perih di dadanya. "Aku tahu aku salah. Waktu itu aku takut. Aku mendapat kesempatan besar di luar negeri, tapi aku juga takut jika aku mengatakannya padamu, aku akan berubah pikiran dan memilih tetap di sini. Aku pengecut, Kirana."
Kirana menggeleng, air matanya jatuh bersama rintik hujan. "Aku menunggu, Arya. Bertahun-tahun, aku menunggu tanpa kepastian. Aku mencoba melupakanmu, tapi bayanganmu selalu ada. Dan sekarang, ketika aku hampir berhasil... kamu datang lagi."
Arya menggenggam jemari Kirana yang dingin. "Aku tidak meminta jawaban sekarang. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku kembali bukan hanya untuk meminta maaf, tapi untuk memperbaiki semuanya. Aku ingin memulai lagi, jika kau masih mengizinkannya."
Kirana menatap mata Arya yang penuh harapan. Hatinya berperang dengan perasaan lama yang kembali menyeruak. Ia ingin membenci pria itu, tetapi jauh di lubuk hatinya, rasa itu belum mati.
Hujan semakin deras, membasahi kota yang menjadi saksi kisah mereka. Kirana menghela napas panjang, lalu mengangguk pelan. "Aku tidak tahu apakah aku bisa mempercayaimu lagi, Arya. Tapi... aku ingin mencobanya."
Arya tersenyum lega. Ia meraih payungnya lebih dekat, melindungi mereka berdua dari hujan yang terus turun. Malam itu, di bawah lampu temaram Kota Tua, kisah mereka yang sempat terputus kembali menemukan jalannya.
Post a Comment for "Cinta di Kota Tua"