Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kenangan di Bawah Pohon Sakura


1. Pertemuan Tak Terduga

Musim semi tiba, dan bunga sakura bermekaran dengan indah di sepanjang taman kota. Reina, seorang mahasiswi seni, duduk di bawah salah satu pohon sambil membuat sketsa. Dia selalu merasa damai berada di taman ini, seolah bunga-bunga sakura berbicara padanya melalui warna dan gerakannya.

Namun, hari itu ada sesuatu yang berbeda. Seorang pria dengan kamera tergantung di lehernya berdiri tidak jauh darinya. Dia terlihat fokus memotret bunga-bunga sakura, sesekali tersenyum kecil seolah melihat sesuatu yang luar biasa.

“Sudut pandangmu menarik,” kata pria itu tiba-tiba, mendekati Reina.

Reina menoleh, sedikit terkejut. “Maksudmu?”

“Gambar yang kamu buat,” jawab pria itu, menunjuk sketsa Reina. “Kamu menggambarnya seperti sakura ini hidup.”

Reina tersenyum malu. “Aku hanya menggambar apa yang aku lihat.”

Pria itu mengulurkan tangannya. “Namaku Hiro.”

Reina menyambut tangan itu. “Aku Reina.”

2. Awal Kebersamaan

Sejak hari itu, Reina dan Hiro sering bertemu di taman yang sama. Hiro selalu membawa kameranya, sementara Reina terus menggambar. Mereka berbagi cerita tentang kehidupan masing-masing.

Hiro adalah seorang fotografer profesional yang sedang mencari inspirasi untuk proyek berikutnya. Sedangkan Reina, yang bercita-cita menjadi pelukis terkenal, merasa bahwa taman ini adalah tempat terbaik untuk menciptakan karyanya.

“Hiro, kenapa kamu suka memotret sakura?” tanya Reina suatu hari.

Hiro terdiam sejenak sebelum menjawab. “Sakura itu seperti kehidupan. Indah, tapi singkat. Kamu harus menghargainya sebelum hilang.”

Jawaban itu membuat Reina merenung. Dia merasa ada sesuatu yang disembunyikan Hiro, tapi dia tidak ingin memaksanya untuk bercerita.

3. Rahasia yang Tersimpan

Suatu hari, Hiro tidak muncul di taman seperti biasanya. Reina merasa ada yang aneh. Ketika dia mencoba menghubungi Hiro, tidak ada jawaban.

Beberapa hari kemudian, Hiro kembali muncul. Wajahnya terlihat pucat, tapi dia tetap tersenyum pada Reina.

“Kemana saja kamu?” tanya Reina dengan nada khawatir.

Hiro hanya tersenyum kecil. “Maaf, aku harus mengurus sesuatu.”

Namun, Reina tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa Hiro sedang menghadapi sesuatu yang berat.

4. Kenyataan yang Menghancurkan

Pada musim panas, Reina akhirnya mengetahui kebenaran. Hiro ternyata menderita penyakit langka yang membuatnya hanya memiliki waktu beberapa bulan lagi untuk hidup.

Reina terkejut dan merasa hancur. Dia mendatangi Hiro dan memarahinya. “Kenapa kamu tidak bilang apa-apa?! Aku bisa melakukan sesuatu untuk membantumu!”

Hiro menatap Reina dengan mata yang penuh kehangatan. “Aku tidak ingin membuatmu sedih. Aku hanya ingin menikmati waktu yang tersisa bersamamu, tanpa ada rasa kasihan.”

Air mata Reina mengalir. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk tetap berada di sisi Hiro, apa pun yang terjadi.

5. Momen Terakhir di Bawah Sakura

Musim semi berikutnya tiba, dan Hiro semakin lemah. Reina membawanya ke taman yang menjadi tempat mereka pertama kali bertemu.

“Lihat, sakuranya mekar lagi,” kata Reina sambil menatap pohon-pohon yang indah itu.

Hiro tersenyum lemah. “Terima kasih, Reina. Kamu telah membuat hidupku lebih bermakna.”

Di bawah pohon sakura, Hiro memegang tangan Reina untuk terakhir kalinya. Dia menutup matanya dengan senyuman di wajahnya, meninggalkan dunia ini dengan damai.

6. Kenangan Abadi

Reina merasa kehilangan yang mendalam, tapi dia tahu Hiro tidak ingin dia terus larut dalam kesedihan. Dia memutuskan untuk melanjutkan hidup dan menghormati kenangan mereka.

Setiap musim semi, Reina kembali ke taman itu, membawa sketsa dan bunga sakura untuk mengenang Hiro. Dia tahu bahwa cinta mereka akan selalu hidup dalam setiap kelopak yang gugur.

Post a Comment for "Kenangan di Bawah Pohon Sakura"