Siluet di Bawah Pohon Sakura
Angin musim semi berhembus pelan, membawa kelopak bunga sakura yang berjatuhan ke jalanan. Di taman kota yang masih sepi pagi itu, Hana duduk di bangku panjang, memandang pohon sakura tua di hadapannya. Cahaya matahari pagi yang hangat menembus celah-celah dahan, menciptakan siluet indah di sekitarnya.
Ia datang ke tempat ini setiap tahun, di waktu yang sama. Tidak pernah berharap untuk bertemu siapa pun, hanya untuk mengingat sesuatu yang istimewa. Namun pagi ini, sebuah suara yang begitu dikenalnya memecah kesunyian.
“Hana?”
Ia menoleh, dan matanya bertemu dengan sosok yang sudah lama hilang dari hidupnya. Ryo berdiri di sana, mengenakan sweater abu-abu dan celana jeans sederhana. Rambutnya sedikit lebih panjang dari yang diingat Hana, tetapi senyumnya tetap sama.
“Ryo...” Suara Hana nyaris berbisik, seperti takut ini hanya ilusi.
Kenangan di Bawah Sakura
Lima tahun lalu, di bawah pohon sakura yang sama, mereka pernah membuat janji. Sebuah janji bahwa mereka akan selalu kembali ke tempat ini, tidak peduli seberapa jauh mereka terpisah. Namun, hidup memiliki rencananya sendiri.
Ryo harus pergi ke luar negeri untuk bekerja, meninggalkan Hana yang saat itu tidak bisa ikut karena keluarganya membutuhkan dia di rumah. Mereka berusaha tetap berhubungan, tetapi perlahan, jarak dan waktu memisahkan mereka.
“Aku tidak menyangka kamu masih datang ke sini,” kata Ryo, duduk di bangku di sebelah Hana.
Hana hanya tersenyum tipis. “Ini tempat yang spesial.”
Ryo mengangguk, matanya menatap kelopak bunga yang berjatuhan. “Aku menyesal tidak pernah menghubungimu lagi. Aku pikir kamu sudah melupakanku.”
“Aku tidak pernah lupa,” jawab Hana pelan. “Tapi aku juga tidak tahu apakah aku harus menunggumu.”
Percakapan yang Menghidupkan Luka Lama
Keheningan melingkupi mereka, tetapi tidak terasa canggung. Hanya ada bunyi angin dan gemerisik dedaunan yang jatuh.
“Aku kembali untukmu, Hana,” kata Ryo akhirnya. Suaranya rendah, tetapi penuh keyakinan.
Hana menoleh padanya, matanya penuh pertanyaan. “Kenapa sekarang?”
“Karena aku sadar, aku sudah terlalu lama mengabaikan sesuatu yang paling berarti dalam hidupku. Aku pikir karier dan kesuksesan akan membuatku bahagia, tetapi ternyata itu tidak cukup tanpa kamu.”
Hana ingin marah, ingin menanyakan kenapa Ryo membutuhkan waktu begitu lama untuk menyadari hal itu. Tapi ia tahu, dalam hatinya, ia masih menyimpan rasa yang sama untuk pria itu.
Kisah Baru di Musim Semi
“Aku tidak tahu apakah kita bisa kembali seperti dulu,” kata Hana jujur.
“Kita tidak perlu kembali ke masa lalu,” kata Ryo dengan lembut. “Kita bisa memulai cerita baru, di sini, di bawah pohon sakura ini.”
Hana terdiam, memandang kelopak bunga yang berjatuhan di pangkuannya. Hatinya penuh kebimbangan, tetapi juga harapan.
“Ryo, aku butuh waktu,” kata Hana akhirnya.
“Aku akan menunggu, selama apa pun itu,” jawab Ryo tanpa ragu.
Siluet yang Kembali Menyatu
Matahari pagi semakin tinggi, cahayanya menyinari wajah mereka yang penuh dengan perasaan campur aduk.
Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, Hana merasa hatinya tidak lagi kosong. Di bawah pohon sakura tua itu, dua hati yang pernah terluka menemukan jalan untuk saling menyembuhkan.
Angin membawa kelopak-kelopak bunga, seperti membawa janji baru mereka ke langit. Dan di bawah siluet pohon sakura, mereka memulai perjalanan baru, perlahan tetapi pasti.
Post a Comment for "Siluet di Bawah Pohon Sakura"