Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Rumah Tua di Pinggir Hutan




Malam itu, angin bertiup kencang di desa kecil yang terpencil. Di tengah kegelapan, terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sebuah keluarga terdiri dari seorang ibu, ayah, dan dua anak perempuan bernama Maya dan Lisa, berjalan menuju rumah tua di pinggir hutan. Mereka telah kehilangan arah dan terpaksa mencari tempat berteduh.

"Kita harus cepat menemukan tempat berlindung," ucap Ayah sambil menarik ibu dan anak-anaknya.

"Tapi, Ayah, rumah itu terlihat sangat tua dan menyeramkan," kata Maya dengan nada khawatir.

"Iya, tetapi kita tidak punya pilihan lain. Mari kita masuk," jawab Ayah sambil membuka pintu rumah tua tersebut.

Mereka masuk ke dalam rumah tua yang gelap. Di dalam, terdapat furnitur tua yang berdebu dan dinding yang sudah mulai lapuk. Suasana dalam rumah terasa mencekam.

"Kenapa rumah ini terasa begitu menyeramkan?" tanya Lisa sambil merapatkan dirinya ke ibunya.

"Ibu tidak tahu, Lisa. Mungkin karena sudah lama ditinggalkan," jawab ibu sambil mencoba menenangkan anaknya.

Mereka duduk di ruang tamu yang gelap. Suasana menjadi semakin tegang ketika mereka mendengar suara langkah kaki di lantai atas.

"Apa itu?" tanya Maya dengan suara gemetar.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Mungkin hanya suara angin," ucap Ayah mencoba menenangkan keluarganya.

Namun, ketegangan mereka bertambah ketika lampu di ruang tamu tiba-tiba padam. Mereka berada dalam kegelapan total.

"Ayah, ibu, aku takut," ucap Lisa dengan suara gemetar.

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat. Mereka pun merasa ada yang mengintai di dalam rumah itu.

"Ayo kita keluar dari sini!" desak Maya sambil mencoba membuka pintu. Namun, pintu terasa seperti terkunci rapat.

"Kita harus mencari cara untuk keluar dari sini," ucap Ayah sambil mencoba menemukan sumber cahaya.

Mereka berjalan ke ruang lain sambil mencari lampu senter atau obor. Di tengah perjalanan, mereka mendengar suara bisikan yang menyeramkan.

"Kalian tidak boleh pergi dari sini," bisik suara itu.

Keluarga itu semakin panik dan berusaha mencari jalan keluar dengan segala cara. Mereka membuka lemari, menggeser meja, namun tidak menemukan jalan keluar.

"Tolong, ada yang membantu kami!" teriak ibu dengan harap agar ada yang mendengar.

Namun, jawaban yang mereka dapatkan hanyalah suara tawa jahat yang bergema di seluruh rumah itu. Mereka merasa semakin terjebak di dalam rumah tua yang menakutkan itu.

"Kita harus bersatu dan mencari jalan keluar bersama-sama," ucap Ayah mencoba menenangkan keluarganya.

Mereka kembali berjalan menuju ruang tamu dengan hati-hati. Namun, ketika mereka tiba di ruang tamu, mereka terkejut melihat seorang wanita tua berpakaian putih dengan rambut panjang terurai di kursi.

"Siapa kalian?" tanya wanita tua itu dengan suara serak.

"Kami tersesat dan mencari tempat berteduh," jawab Ayah dengan hati-hati.

Wanita tua itu kemudian tersenyum dengan tawa yang mengerikan. "Kalian telah memasuki rumahku yang terkutuk. Sekarang, kalian tidak akan bisa pergi dari sini selamanya," ucapnya dengan suara menggetarkan.

Keluarga itu pun terperangah mendengar pengakuan wanita tua itu. Mereka menyadari bahwa mereka telah terjebak di dalam rumah tua yang terkutuk itu.

"Kita harus mencari cara untuk melarikan diri," ucap Maya dengan suara gemetar.

Mereka berusaha mencari jalan keluar dengan segala cara. Namun, semakin mereka mencari, semakin terasa sulit untuk keluar dari rumah itu.

Tiba-tiba, lampu di ruangan itu kembali menyala. Mereka terkejut melihat seluruh dinding di ruangan itu dipenuhi dengan gambar-gambar mengerikan.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Lisa dengan suara gemetar.

"Rumah ini dipenuhi dengan roh jahat yang ingin menyiksaku dan keluargaku," ucap wanita tua itu dengan suara serak.

Keluarga itu pun semakin panik dan berusaha mencari cara untuk keluar dari rumah itu. Namun, mereka merasa semakin terjebak di dalamnya.

"Tolong, ada yang membantu kami!" teriak Ayah dengan harap agar ada yang mendengar.

Namun, suara teriakan mereka hanya bergema di dalam rumah itu sendiri. Mereka merasa semakin terisolasi dan tidak ada harapan untuk bisa keluar dari situ.

Malam pun berlalu dengan ketakutan yang mendalam bagi keluarga itu. Mereka terus berusaha mencari cara untuk melarikan diri, namun semua usaha mereka sia-sia belaka.

Hingga suatu saat, saat fajar mulai menyingsing, mereka mendengar suara derap kaki di luar rumah. Mereka pun berusaha memanggil pertolongan dengan harapan ada yang mendengar.

Beberapa saat kemudian, pintu rumah itu tiba-tiba terbuka dengan sendirinya. Mereka pun melihat sekelompok orang dari desa mereka datang untuk menyelamatkan mereka.

"Dengan kekuatan kami bersama, kita akan mengusir roh jahat ini dari rumah ini," ucap seorang pemuka agama dari desa mereka.

Dengan doa dan kekuatan bersama, mereka berhasil mengusir roh jahat dari rumah tua itu. Keluarga itu pun selamat dari maut yang hampir menimpa mereka.

Mereka pun meninggalkan rumah tua itu dengan hati leg

a. Namun, pengalaman menyeramkan di rumah tua di pinggir hutan itu akan selalu membekas dalam ingatan mereka selamanya.

Post a Comment for "Rumah Tua di Pinggir Hutan"